Kamis, 07 Juni 2012

Cangkrukan Bareng Minak Jinggo (Ketika Janji Sang Pemimpin Hanyalah Janji)

"Dayuuuuun....Dayuuun...", kata Adipati Minak Jinggo pada pembantu setianya. "Dawuh boz'e", jawab Dayun, seketika itu pula penonton tertawa bareng. Kemudian sang adipati berkeluh kesah tentang sejarahnya yang telah menang sayembara dan berjasa pada Majapahit karena telah berhasil menumpas pemberontakan "Kebo Maring Cerewet", kata Minak Jinggo, "Kebo Marcuet", ujar Dayun. "Yo iku", balas Minak Jinggo.  Kebo Mercuet adalah seorang adipati sakti mandraguna yang memiliki sepasang tanduk di anunya (baca: kepalanya) yang memberontak pada Majapahit. Telah banyak ksatria yang dikirimkan oleh Majapahit, tapi selalu gagal. Ini mirip dengan kisah Ksatria Penakluk Naga di Eropa, sama-sama punya tanduk, tapi yang satu naga, yang satu kebo.

Hadiah yang dijanjikan oleh pemimpin Majapahit saat itu, Ratu Kencana Wungu, seorang pemimpin perempuan yang sangat cantik, adalah menjadikan sang ksatria menjadi suami dan diberikan kekuasaan atas tanah yang telah dikuasai Kebo Marcuet di bumi Blambangan, Banyuwangi. Namun, yang terjadi adalah penolakan sang ratu untuk menepati janjinya menjadikan Raden Jaka Umbaran aka Minak Jinggo menjadi pendamping hidup sang ratu ayu. Penolakan ini disebabkan karena Jaka Umbaran yang dahulu mempunyai wajah seperti gabungan antara Brad Pitt dan Tom Cruise, memiliki tubuh sekekar Arnold Schwazeneger di film Terminator I, II, dan III, sekarang dengan kondisi wajah rusak akibat dijiwiti Kebo Mercuet, badan membungkuk akibat kesaktian sang musuh, dan kaki pincang. Kondisi ini membuat sang ratu ayu yang dulu terpikat menjadi terpana kemudian batuk (apa hubungannya?).

Janji yang teringkari (kira-kira kalo dijadikan sinetron berjudul demikian) membuat Minak Jinggo marah terhadap pemimpin yang dulu ia hormati dan puja. Tanah Blambangan secara otomatis telah ia kuasai. Minak Jinggo beristrikan Dewi Puyengan dan Dewi Wahita saat menjadi adipati Blambangan. Dia terus mencari perhatian dan menagih janji sang ratu dengan melakukan pemberontakan dan perebutan daerah kekuasaan Majapahit. Daerah yang direbut hingga ke Lumajang, Probolinggo, Situbondo (CMIIW).
Untuk mengatasi "pemberontakan" Minak Jinggo, Sang Ratu membuat sayembara lagi, barangsiapa (siapa?) yang dapat menaklukkan Minak Jinggo akan dijadikan suami dan raja di Majapahit.

Tersebutlah Damarwulan, seorang tukang rumput yang bekerja di Patih Loh Gender. Orang ini sangat tampan sehingga putri Patih Loh Gender, Dewi Anjasmoro, terpikat hatinya. Damarwulan bersedia untuk melawan Minak Jinggo. Sesampainya di Blambangan, perang sengit terjadi antara Damarwulan dan Minak Jinggo. Damarwulan terdesak, dan Minak Jinggo telah siap-siap untuk membunuhnya. Tapi itu diurungkan karena Minak Jinggo telah tahu bahwa nantinya akan ada adik kandungnya yang akan datang untuk memeranginya. Setelah dijelaskan semua oleh Minak Jinggo pada Damarwulan siapa dirinya, dirimu, dan diriku, Damarwulan sangat terkejut. Dia langsung menghaturkan permintaan maaf pada sang kakak. Minak Jinggo kemudian menyerahkan senjata andalannya, Gada Wesi Kuning, dan mahkotanya pada Damarwulan sebagai bukti jika Damarwulan telah mengalahkannya kepada Ratu Kencana Wungu. Minak Jinggo kemudian pergi untuk menyusul ayah mereka yang menjadi pandhito.

Pelajaran yang dapat saya ambil dari cangkrukan kali ini adalah, bagaimana bahayanya lidah kita, apalagi jika kita pemimpin. Teringat di dunia nyata, bagaimana pemimpin kita hanya mengumbar janji-janji plesetan. Rakyat menjadi kecewa dengan pemimpinnya. Dan semakin banyak protes yang dilakukan rakyat, tapi tak didengar. Dan kita juga tidak serta merta menyalahkan rakyat jika mereka berbuat onar/separatis. Hmmm....berat juga jadi pemimpin. Aku saja masih mencoba untuk jadi pemimpin yang baik bagi diriku sendiri maupun keluargaku. Teringat kisah Umar bin Khattab ketika diangkat menjadi khalifah, beliau menangis tiga hari tiga malam memohon ampun dan petunjuk dari Sang Raja Manusia, padahal beliau termasuk orang yang ditakuti dan disegani oleh kawan dan lawan. Tapi sekarang? Anda bisa melihat dan menilai sendiri.....hufffttt....

Hmmm...lumayan malam minggu dapat tontonan gratis. Bagi teman-teman yang suka akan budaya tradisional Jawa Timur, monggo hari Sabtu malam dan Minggu pagi (biasanya ada) datang ke Gedung Cak Durasim (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jatim). Daripada ke mall-mall nagbisin tenaga cuma beli es teh aja trus muter2 sampai tehnya abis....

Adipati Minak Jinggo (H. Kirun) n Dayun, sangar....

Damarwulan ketahuan disembunyikan oleh dua istri Minak Jinggo...o...o...

Damarwulan kalah oleh Minak Jinggo

Minak Jinggo menjelaskan bahwa dia adalah kakaknya....adolfo...(koyok telenovela)...

Para pelestari....

Why so serious?