Selasa, 29 Mei 2012

Mengenang Kejayaan Jl Tunjungan di Surabaya Urban Culture Festival

Surabaya Urban Culture Festival (SUCF) 2012 digelar dengan mengangkat budaya khas Surabaya pada Minggu, 27 Mei 2012 di sepanjang jalan Tunjungan. Ini ditujukan untuk menghidupkan kembali Jalan Tunjungan yang mempunyai nilai sejarah bagi warga Surabaya. Hingga tahun 80an, jalan ini merupakan pusat denyut nadi Surabaya. Mulai dari Siola (sekarang Tunjungan Center) hingga Hotel Majapahit.

Surabaya Urban Culture Festival persembahan Suara Surabaya menyambut Hari Jadi Kota Surabaya ke 719, merupakan serangkaian pesta budaya yang khas Surabaya dengan melibatkan Pemerintah Kota Surabaya dan Polrestabes Surabaya.

Rangkaian kegiatan Surabaya Urban Culture Festival meliputi Lomba Tata Rias Remo diikuti 1.000 orang dan dilanjutkan Flash MOB menari Remo secara massal di Jalan Tunjungan. Yang unik yang saya lihat adalah beberapa pejabat kota Surabaya dan beberapa anggota kepolisian juga berpartisipasi dalam Ngremo massal ini. Hmmmm.....salut....salut....prok...prok...prok.... Acara semakin meriah dengan ditampilkan juga Lomba Musik Patrol, Parikan dan Ludruk.

Pengunjung juga diber kesempatan untuk masuk ke dalam Hotel Majapahit yang sudah terkenal dengan peristiwa di-konversi-nya bendera tiga warna menjadi Sang Dwi Warna Merah Putih. Pengunjung hanya diperbolehkan masuk ke dalam lobi hotel dimana terdapat pameran foto Surabaya Tempo Doeloe yang dikomparasikan dengan Surabaya saat ini. Akhirnya kesampaian juga masuk ni hotel (sampai bisa foto-foto lagi...)

Untuk melengkapi kegiatan Surabaya Urban Culture Festival, Suara Surabaya juga melibatkan Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) menampilkan Festival Panganan Suroboyo. Juga terdapat pameran produk-produk dari UKM-UKM yang ada di kota Surabaya. 

Tidak hanya kafe-kafe saja, sebelum masuk ke area Jl Tunjungan, tepatnya setelah memarkir kendaraan, terdapat beberapa warkop dan pedagang kaki lima yang menawarkan makanan dan jajanan khas rakyat Surabaya. Yang aku coba sih cuma tahu campur dan satu gelas teh hangat. Namun itu bertambah nikmat dengan suasana yang rame.... Nah, ini namanya pasar malem persis ketika aku masih kecil.

Pada saat pertunjukan ludruk yang dimainkan oleh adik-adik dari SMKN 9 Surabaya (baru tahu kalo ada jurusan peludrukan, tapi salut lah, jangan sampai ludruk jatuh ke tangan musuh...loh...?). Ya, semoga masih ada generasi-generasi penerus kesenian kita. Hmmm....ingin ikutan juga sih, tapi aku sudah ada yang punya..????

Semoga tahun depan ada acara yang serupa, karena rakyat Surabaya butuh hiburan yang merakyat dan tentu saja GRATISSS (tidak termasuk makan dan minum). Surabaya sudah cukup dengan mall, sudah terlalu banyak, sudah cukup....hentikan.....(sinetron mode: on).

Sang Penerus....

Hotel Pavilijoen Gentengstraat

Sisa-sisa Kejayaan Tunjungan

Pak Polisi Tetap Asyik Pakai Baju Remo

Sang Saksi

Sang Saksi (lagi)

Lobi Hotel Majapahit

Ini Kemarin Bukan Tahun 1945

1 komentar: